Dua politisi papan atas Indonesia telah menyerukan agar Israel tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20. Akibatnya, FIFA mengambil keputusan langka untuk mencoret Indonesia dari turnamen tersebut hanya beberapa minggu sebelum dimulai.

Keputusan FIFA

Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal. Selain itu, dukungan terhadap perjuangan Palestina semakin meningkat di negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Hal ini memicu penentangan lokal untuk menjadi tuan rumah bagi tim Israel.

Keputusan FIFA untuk mencari tuan rumah baru, dan pada saat yang sama menghilangkan tempat kualifikasi otomatis Indonesia, menimbulkan dampak negatif terhadap olahraga yang paling populer di negara tersebut. Indonesia kembali menghadapi pertarungan isolasi internasional.

Indonesia kehilangan kesempatan

Beberapa keajaiban sepak bola dari negara kepulauan tersebut merasa marah dan sedih setelah kehilangan kesempatan untuk bermain di turnamen yang disebut FIFA sebagai “turnamen superstar masa depan”. Mereka menyampaikan perasaan tersebut melalui media sosial.

“Sudah banyak tenaga, waktu, keringat, dan bahkan darah yang telah kami keluarkan, namun hanya dalam sekejap, kami gagal karena alasan politik. Impian besar kami telah hancur karena Anda,” tulis striker berusia 19 tahun, Rabbani Tasnim.

Dalam sebuah video dari FA Indonesia, para pemain dan pelatih mereka terlihat sedih dengan kepala tertunduk setelah menerima berita pada Rabu malam bahwa FIFA akan mencari tuan rumah baru. “Kami, para pemain, sekarang merasakan dampaknya, tidak hanya kami, tetapi semua pesepakbola.”

Pada hari Kamis pagi, papan bunga muncul di luar markas Federasi Sepak Bola Indonesia di Jakarta Pusat, termasuk yang bertuliskan “jangan menyerah pada impianmu”. Warga Indonesia mengalir ke halaman Instagram Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang merupakan salah satu kandidat utama dalam pemilihan presiden tahun depan, dan memberikan komentar negatif setelah dia menentang partisipasi Israel.

Gubernur Bali juga bergabung dalam koor suara anti-Israel dan sekitar seratus pengunjuk rasa Muslim konservatif mengadakan unjuk rasa anti-Israel di Jakarta bulan ini. Namun, banyak orang mendukung turnamen yang diadakan oleh negara tersebut pada tahun 2019 dan melihatnya sebagai sumber kebanggaan nasional.

Meskipun Jakarta bersikap pro-Palestina, mereka berjanji untuk menjamin partisipasi Israel, namun suara menentang menjadi terlalu keras untuk FIFA. “Pertandingan ini sangat menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Mereka yang menciptakan kerusuhan dan membuat kami gagal harus bertanggung jawab,” kata Akmal Marhali, seorang pakar pengawas sepak bola dari Save Our Soccer.

Pada tahun 2015, campur tangan pemerintah menyebabkan larangan itu selama satu tahun. Namun, bagi para penggemar sepak bola Indonesia yang fanatik, kekalahan dari turnamen besar pertama sangat menyakitkan.

“Sangat mengecewakan bagi saya karena saya selalu bermimpi untuk melihat Indonesia menjadi tuan rumah acara sepak bola global,” ujar seorang pendukung bernama Jarnawi yang berusia 40 tahun, seperti banyak orang Indonesia yang menggunakan satu nama saja.

Tragedi Sepak Bola di Indonesia

Sepak bola di negara Indonesia telah lama terkena masalah infrastruktur yang buruk dan kekerasan dari penggemar, serta masih belum pulih dari insiden penyerbuan stadion yang mematikan tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 130 orang.

Namun, benturan antara politik dan olahraga akhirnya menjadi penyebab turnamen yang sudah lama dinantikan oleh banyak orang terpaksa dibatalkan. “Kita berbicara tentang anak muda yang ingin bermain sepak bola. Mereka sudah tidak lagi memiliki kepentingan dalam hal ini,” kata cendekiawan Justin Lhaksana. “Mengapa masalah politik harus dicampuradukkan secara membabi buta dengan olahraga?”

Negara terakhir yang kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah Kolombia, yang menarik diri dari menjadi tuan rumah Piala Dunia 1986 karena masalah keuangan.

Source : https://nypost.com/2023/03/30/indonesia-stripped-of-under-20-fifa-world-cup/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *