Dikutip dari nubantul.or.id, Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) di Kapanewon Sedayu menggelar kegiatan Syawalan Bersama 2022 yang dilaksanakan di Pendopo Karso Seowito, di rumah Dukuh Palwonan, Sumaryanto, Plawonan, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Minggu (22/05/2022). Syawalan 2022 Bersama tersebut merupakan kegiatan lanjutan GMNU Kapanewon Sedayu, bersama GP PAC Ansor, IPNU dan IPPNU. Selesai pelaksanaaan konferensi dan pelantikan sehari sebelumnya, GMNU Sedayu telah aktif berkegiatan sejak Bulan Ramadhan tahun ini yaitu berbagi takjil dan mendirikan Posko Lebaran.

“Acara Syawalan ini dihadiri oleh 78 peserta dari unsur Syuriah MWC NU, Tanfidziyah, perwakilan Pengurus Ranting NU, PAC Ansor Sedayu, Satkoryon Banser Sedayu, PAC Fatayat Sedayu, PAC IPNU IPPNU Sedayu, komunitas Ajar Waras Argodadi, Dukuh Palwonan dan Ketua RT, dan jamaah ranting Argomulyo,” tutur Fendi, anggota GMNU Sedayu.

Syawalan Generasi Muda NU Sedayu 2022
Syawalan Generasi Muda NU Sedayu 2022

Ketua PAC Ansor Kapanewon Sedayu, Kasiyono, menyampaikan tema kegiatan Syawalan adalah Memupuk Rasa Persaudaraan GMNU, pokok tujuannya untuk menyambung tali silaturahim dan mempererat persaudaraan antar sesama anggota baik dari unsur Banom-banom NU Sedayu maupun unsur Keluarga besar Nahdlatul Ulama di Kapanewon Sedayu, Syuriyah dan Tanfidziyah MWCNU Sedayu, serta para pengurus ranting.

Syawalan Generasi Muda NU Sedayu 2022
Syawalan Generasi Muda NU Sedayu 2022

“Saya rasa, kegiatan ini sangat positif, pertemuan bersama saling silaturahmi dengan bertatap muka secara langsung. Pertemuan untuk saling mengenal anatara pengurus NU.” “Agar kegiatan GMNU Sedayu bertambah nilai persaudaraan, program ke depan akan mengadakan kegiatan bersama dengan bersinergi dengan unsur NU lainnya. Dalam waktu terdekat, Ansor Sedayu akan mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dengan kerjasama dengan Ansor Kapanewon Kasihan. PKD gabungan akan diadakan di Kasihan pada bulan ini, sedangkan untuk Diklatsar Banser akan di agendakan bulan Agustus 2022,” kata Kasiyono.

Salah satu jamaah yang ikut acara syawalan, Yoani Erawani, Pendiri PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Pendidikan Non-Formal di Sedayu menyampaikan apresiasi atas acara yang diadakan GMNU Sedayu. “Acaranya guyub dan cukup meriah. Saya kira menarik namun mungkin perlu lebih komunikatif. Salut atas semangat anak-anak muda NU Sedayu,” katanya.

PKBM Sedayu adalah lembaga pendidikan non formal di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul. Kegiatan yang dikelola yakni pendidikan kejar Paket A, Paket B, dan Paket C. Selain itu adalah pendidikan life skill untuk anak-anak yang belum bisa mendapatkan pendidikan formal dan anak-anak berkebutuhan khusus sejak 2010. Menurut Yoani Erawani, alumni PKBM Sedayu sudah mencapai 1000 siswa.

Ketua Tanfidziyah MWC NU Sedayu, Kiai Muhammad Syahid dalam sambutan menyampaikan kepada kader NU dalam melakukan kegiatan perlu taat pada AD-ART. Secara struktural para pengurus harus mengikuti AD-ART, namun saat terjun di masyarakat AD-ART bisa menjadi fleksibel.

“Kita ketahui bersama untuk menjadi anggota Ansor dan Banser ada batas umur tertentu. Namun bila ada orang yang berminat ingin berjuang walau umurnya tidak masuk, itu tetap kita terima. Bukan berarti kita meninggalkan AD-ART, namun Pengurus juga harus bisa menampung orang-orang yang ingin berjuang dan bergabung dalam jam’iyah NU,” kata Muhammad Syahid. Sebagai acara pungkasan syawalan, ada tausiah yang disampaikan Habib Syech Athos. Beliau menyampaikan mauidhoh hasanah tentang tanda-tanda orang mutaqqin.

“Ciri atau tanda-tanda orang mutaqqin adalah orang yang bisa menahan marah dan memaafkan orang lain yang berbuat salah kepadanya. Sebagaimana yang diteladankan Kanjeng Nabi Muhammad, Nabi itu memiliki perilaku yang halus. Ada orang Arab yang bicara kasar kepada Nabi, beliau tetap sabar. Bahkan kepada orang yang mendolimi Nabi, beliau tetap memaafkan. “

“Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi pribadi mutaqqin, seperti yang diperintahkan Allah SWT untuk berloma-lomba dalam menggapai magfirohnya Allah. Magfiroh Allah bisa dicapai dengan memohon ampunan, tobat kepada Allah SWT. Jika berurusan dengan manusia maka harus minta dan memberi maaf. Kita harus yakin pada janji Alloh, orang mendapat maghfiroh, balasanya surga,” terang Habis Syech Athos.

Info via : nubantul.or.id, kapanewon Sedayu dan IG @pacfatayatnu_sedayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *