Mengutip postingan Aisworo Ang di akun fB-nya. Banyak orang bikin analisa bahwa kenaikan harga pertamax tidak akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat lapisan bawah karena mereka pakai bakar bakar pertalite yang bersubsidi. Jadi menurut analisis orang-orang yang ‘sok iyes’ itu tak ada kenaikan harga bahan bakar dan tak akan terjadi inflasi.

Analisa itu bisa jadi benar bagi masyarakat perkotaan yang dekat SPBU. Mereka tak akan kesulitan beli pertalite dan tak terlalu ambil pusing dengan naiknya harga pertamax. Namun analisis mereka keliru besar bila ditujukan untuk orang-orang miskin di pedesaan yang jauh dari SPBU, dimana mereka lebih banyak membeli bahan bakar di warung bensin eceran.
Masyarakat di pedesaan jelas akan terimbas langsung naiknya pertamax karena mereka adalah pengguna pertamax.

Bahkan meraka adalah pembeli dg harga tertinggi. Orang-orang kaya di kota dengan mobil mewahnya paling beli pertamax dengan harga standar SPBU rp 12.500, kalau orang-orang dusun masih harus nambah lagi karena tak mungkin pedagang enceran jual sama dengan harga SPBU tanpa mengambil keuntungan.
Lho kok tidak beli pertalite saja yang bersubsidi? Mau beli dimana wong yang dijual di warung eceran itu pertamax. Gak ada yang namanya pertalite di dusun-dusun, Pertalite adalah barang mewah bagi mereka. barangnya langka.

Lalu orang-orang kaya tadi menyarankan supaya datang saja ke SPBU. Lah, jaraknya bukan sekilo atau 5 km, tuan. Jaraknya puluhan km. Bisa jadi mau beli pertalite 2 liter, operasional untuk bahan bakar habis seliter atau bahkan lebih. Maka tekorlah jadinya.

Entah, larangan menjual bahan bakar bersubsidi ke para pedagang eceran ini kebijakan siapa? Kebijakan pemilik SPBU atau managemen Pertamina? Entah
Yang jelas kebijakan itu menjadikan subsidi jadi tak tepat sasaran. Orang-orang di dusun yang semestinya menikmati bahan bakar bersubsidi justru malah harus membeli bahan bakar dengan harga tertinggi.

Lantas adakah ironi dan paradoks yang lebih dari ini?

Ket: Gambar di bawah adalah motor-motor ‘pengaritan’ yang memakai bahan bakar dengan harga tinggi, lebih tinggi daripada yang dipakai mobil-mobil mewah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Explore More

Rumah Makan Resto dekat Jl Wates km8-9

Restoran Kopi ro teh jl wates

Berikut ini adalah beberapa Rumah Makan resto dekat Jl Wates km9 Yogyakarta, tidak semau berada di tepi jalan wates, tapi masuknya relatif dekat jalan wates km 9. Dimana jl Wates

Grosir Jilbab Jogja: Temukan Jilbab Murah Berkualitas di Jogja Online Shop

Nunu Shop Jogja menawarkan berbagai koleksi jilbab dengan berbagai bahan dan desain, termasuk jilbab Ar Rafi yang menjadi produk unggulan mereka. Hijab Ar Rafi adalah salah satu merek jilbab ternama yang dihasilkan di Kudus, Jawa Tengah, sehingga keaslian dan kualitasnya dapat dipastikan

Jogja, kota yang terkenal dengan budaya, seni, dan keindahan alamnya, juga merupakan tempat yang tepat untuk mencari jilbab murah berkualitas. Apakah Anda seorang reseller atau hanya mencari jilbab untuk penggunaan

Mengungkap Inovasi: Sepeda Listrik Motor 48V, Kendaraan Mewah dengan Harga Terjangkau

Mengungkap Inovasi: Sepeda Listrik Motor 48V, Kendaraan Mewah dengan Harga Terjangkau

Di era di mana teknologi terus berkembang pesat, inovasi dalam industri kendaraan juga mengalami lonjakan signifikan. Salah satu terobosan terbaru yang memikat perhatian adalah Sepeda Listrik Motor 48V, sebuah perangkat