Tingkatkan Eskalasi Bisnis Kuliner Halal, Muslim Life Fair Jogja Suguhkan Produk Lokal Kompetitif. Hari kedua (Sabtu 10/6/2023) gelaran Muslim Life Fair (Mufair) di Jogja Expo Centre, zona kuliner Halal Aman Sehat menjadi salah satu tempat favorit bagi pengunjung. Dalam pameran seluas 5700 m2 ini, terdapat 45 booth kuliner yang menampilkan beragam menu, baik dari lokal dan nusantara maupun manca negara.
Partisipasi para pelaku usaha kuliner dalam Mufair ini memperkuat citra Jogjakarta sebagai kota wisata kuliner yang terkenal dengan rasa yang lezat dan harga yang ekonomis. Mufair Jogja, yang diinisiasi oleh Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) bekerja sama dengan Lima Events, memberikan peluang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kuliner, terutama di Jogja, untuk tidak hanya tetap eksis, tetapi juga semakin dikenal dengan kehalalan dan kelezatannya yang sehat (thoyib).
Uki Kautsar (mantan personel Noah) dan Reda Samudra yang bertanggung jawab atas acara kuliner di Mufair, “serlok stage,” mengapresiasi semangat para pelaku usaha kuliner yang antusias menyajikan menu terbaik dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 35 ribu. Para pengunjung diharapkan dapat menikmati hidangan sambil mendengarkan bincang santai tentang prospek bisnis kuliner dari para praktisi bisnis, disertai tuntunan syariah. Salah satu topik yang dapat diikuti adalah analisis mendalam tentang akad franchise sesuai dengan hukum Islam dan peraturan yang berlaku.
Uki Kautsar (Brand Ambassador) Dkriuk melihat Mufair sebagai platform yang tepat untuk mempromosikan bisnisnya. Selama pameran berlangsung, ia meluncurkan paket kemitraan dengan harga ekonomis sebesar Rp 10 juta, yang biasanya dijual seharga Rp 15 juta. Dengan paket ini, para pelaku usaha dapat memperoleh gerobak Dkriuk, survei gratis, pelatihan gratis, dan pengiriman gratis. Rencananya, promo gerobak Dkriuk ini juga akan diberlakukan di seluruh area Jogja.
Tri Prasetyo, tim pemasaran Waroeng Steak & Shake – produk lokal Jogja – yang telah dua kali mengikuti Mufair Jogja, merasakan manfaat besar menjadi peserta pameran, terutama dalam hal promosi dan peningkatan kesadaran merek. “Pameran ini tidak hanya dikunjungi oleh penduduk Jogja, saya melihat banyak pengunjung dari luar Jogja yang hadir. Inilah target kami untuk memperkenalkan produk steak lokal kepada mereka. Ini memudahkan kami untuk mengembangkan bisnis di luar Jogja,” ungkap Tri Prasetyo. Saat ini, Waroeng Steak & Shake telah memiliki ratusan cabang di Jawa, Sumatera, Balikpapan, dan Sulawesi Selatan. Pengunjung yang ingin menikmati hidangan Waroeng Steak & Shake dapat memilih Paket Super Box dengan harga Rp 105.000, yang biasanya dijual seharga Rp 136.364.
Salah satu peserta menarik yang mencuri perhatian adalah stan Masjid Jogokaryan yang menawarkan kuliner khas Jogja, seperti ayam bakar, gudeg, nasi kuning, dengan harga mulai dari Rp 15 ribu. Selain hidangan kuliner, Masjid Jogokaryan juga memperkenalkan berbagai produk fashion dan aksesoris yang telah menembus pasar mancanegara.
Bagi pengunjung yang mencari produk kuliner lainnya, mereka dapat memanfaatkan diskon dari beberapa tenant, misalnya Delta Food & Etira menawarkan kemasan ikan tongkol 250 gram dari harga normal Rp 25.000 menjadi Rp 20.000. Kebab Riyadh juga menawarkan sosis bakar jumbo dengan harga Rp 20.000 saja. Selain itu, terdapat banyak promo dan potongan harga menarik lainnya.
Jumeri Mangun Wikarto STP., M.Si., Ph.D., selaku Manager Kerjasama dan Pengembangan LPPOM MUI DIY, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muslim Life Fair merupakan wahana yang efektif untuk menyosialisasikan pentingnya sertifikasi halal, terutama dalam produk kuliner dan olahannya. Menurutnya, sertifikasi halal adalah persyaratan mutlak yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha. Keberadaan sertifikasi halal ini memberikan manfaat yang besar, tidak hanya bagi pelaku usaha, tetapi juga melindungi konsumen.
Jumeri mengakui bahwa masih sedikit pelaku usaha kuliner yang memahami pentingnya sertifikasi halal, yaitu hanya sekitar 10 persen. Melalui Mufair, Jumeri berharap persentase tersebut dapat meningkat dan kesadaran akan sertifikasi halal semakin tersebar di masyarakat.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY, Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA, menyatakan bahwa pemerintah pusat menargetkan terdapat 1 juta sertifikasi halal hingga 17 Oktober 2024. Pemerintah telah memberikan berbagai kemudahan dan dukungan, dan diharapkan masyarakat, terutama para pelaku usaha, menyambutnya dengan baik. Sri Nurkyatsiwi optimis bahwa target tersebut dapat tercapai jika ekosistem yang baik terbentuk. Sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, dengan dukungan dari BPJH dan pendamping produk halal, serta dukungan dari semua pihak terkait, akan menjadi faktor penting dalam meningkatkan pemahaman akan pentingnya sertifikasi halal. Pemerintah telah memberikan berbagai kemudahan, dan saatnya para pelaku usaha menyambutnya dengan antusiasme, termasuk dengan mengurus dokumen yang diperlukan untuk sertifikasi halal.