Spesialis penyelam kawah Gunung Kelud, Dulrokim, telah menjalankan tugasnya sejak tahun 2006 dengan penuh pengabdian. Lokasi Gunung Kelud terletak sekitar 45 km sebelah timur pusat Kota Kediri dan 25 km sebelah utara pusat Kota Blitar. Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi paling aktif dengan ketinggian 1.700 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Naik ke puncak kawah dapat dilakukan dengan ojek okal dengan biaya murah sebesar Rp 30.000, termasuk naik dan turun.

Dulrokim, yang sering dipanggil Mbah Dul Kelud, secara sukarela masuk ke dalam kawah Gunung Kelud untuk melaksanakan tradisi Jawa kuno yang dikenal sebagai Larung Sesaji. Tradisi ini melibatkan penyelaman sambil membawa sesajian, yang kemudian dimasukkan ke dalam kawah. Larung Sesaji di Gunung Kelud dilakukan untuk menolak bala sumpah Lembu Suro yang merasa dikhianati oleh Dewi Kilisuci. Sesajian dalam ritual ini umumnya terdiri dari nasi, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan yang diatur dalam bentuk tumpeng besar.

Pengalaman hidup penulis termasuk dua kali mengalami letusan Gunung Kelud, yaitu pada tahun 1990 dan 2014. Letusan tahun 1990 sangat parah, mengubah siang menjadi malam pada jam 2 siang di Kota Blitar, dengan kilat vulkanik yang terus menerus. Letusan berlangsung selama lebih dari sebulan.

Di sekitar kawah Gunung Kelud terdapat terowongan buatan yang dibangun pada tahun 1973 untuk mengalirkan air kawah keluar saat hujan lebat. Tujuannya adalah mengurangi risiko lahar panas jika kawah penuh air sampai bibirnya. Terowongan ini, yang diberi nama Terowongan Ampera, masih berfungsi hingga saat ini.

Gunung Kelud memiliki sejarah erupsi yang panjang, dan dampak letusannya dapat diatasi oleh manusia. Pada tahun 1586, erupsi merenggut lebih dari 10.000 jiwa di perbatasan Kabupaten Malang, Blitar, dan Kediri. Letusan juga telah menenggelamkan peradaban besar di masa lalu, seperti Kerajaan Kalingga di Keling Kepung Kediri pada abad ke-6.

Legenda Lembu Suro menjadi bagian dari sejarah Gunung Kelud. Sebelum mati, Lembu Suro mengucapkan sumpah tentang pembalasan besar terhadap pengkhianatan Dewi Kilisuci. Gunung Kelud, meskipun terlihat kecil dengan ketinggian 1.700 mdpl, dahulu kala merupakan gunung yang besar dengan kaldera yang luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Explore More

FLYOVER KEDINDING Sidoarjo Jatim

Konstruksi flyover yang sedang dibangun di Sidoarjo menimbulkan banyak pertanyaan. Dengan bentuknya yang khas kotak dan tanpa adanya sudut belok yang tajam, serta tanjakan atau turunan yang terjal, proyek ini

Kirab dan Display Drumband AAU “Gita Dirgantara” Malioboro

Menyambut HUT KE-77 TNI, Taruna AAU akan melaksanakan Kirab dan Display Drumband "Gita Dirgantara" di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta

Menyambut HUT KE-77 TNI, Taruna AAU juga melaksanakan Kirab dan Display Drumband “Gita Dirgantara” di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan Gelar Alutsista TNI pada tanggal 5

Grand Final dan Semifinal: Pengertian dan Perbedaan yang Harus Anda Ketahui

Argodadi Cup 2023 Polsek Sedayu Amankan Pertandingan Bola Voli Malam Hari

Dalam dunia kompetisi, terdapat dua istilah penting yang sering digunakan: “Semifinal” dan “Grand Final.” Kedua istilah ini memiliki perbedaan yang penting dalam sebuah turnamen atau kompetisi. Mari kita pahami pengertian