Kisah tentang Palu London (London Hammer) memang nyata sebagai artefak yang ditemukan, tapi klaim bahwa itu berasal dari era Lower Cretaceous (110–115 juta tahun lalu) sangat kontroversial dan tidak didukung oleh bukti ilmiah kuat.
Berikut penjelasannya secara netral dan faktual:
Fakta yang Diakui:
- Palu tersebut ditemukan pada tahun 1936 di dekat London, Texas, oleh pasangan pendaki.
- Palu itu terdiri dari kepala logam dan sebagian pegangan kayu yang membatu.
- Batuan di sekitar palu memang berasal dari periode Cretaceous.
Kontroversi dan Penafsiran:
Pandangan Penganut Teori Kreasionis / Alternatif:
- Palu dianggap sebagai artefak aneh (out-of-place artifact / OOPArt).
- Diklaim sebagai bukti bahwa peradaban maju mungkin telah ada sebelum manusia modern menurut teori evolusi.
- Disimpan dan dipopulerkan oleh Creation Evidence Museum, yang memiliki pendekatan berbasis penciptaan (kreasionisme).
Pandangan Ilmiah / Skeptis:
- Tidak ada bukti ilmiah bahwa palu tersebut benar-benar berasal dari masa Cretaceous.
- Batu yang tampak membungkus palu bisa saja merupakan konkresi — formasi mineral yang terbentuk cepat di sekitar objek besi dalam puluhan hingga ratusan tahun, bukan jutaan.
- Analisis kimia menunjukkan logam palu itu konsisten dengan metode metalurgi abad ke-19, bukan zaman purba.
- Kemungkinan besar, palu itu adalah alat buatan manusia dari abad ke-19 yang tertanam dalam tanah dan mengalami proses mineralisasi.
Kesimpulan:
- Cerita ini sering digunakan dalam perdebatan antara ilmu pengetahuan arus utama dan teori alternatif atau kepercayaan tertentu.
- Namun, mayoritas ilmuwan dan arkeolog tidak menganggap Palu London sebagai bukti peradaban prasejarah yang hilang.
- Ia lebih tepat dikategorikan sebagai fenomena geologis menarik, bukan misteri arkeologi sejati.